Kupang-suaraNTT.com,-Kepala pustu desa Oebelo, kecamatan kupang tengah kabupaten kupang diduga mengancam kader posyandu akan dipecat akibat politik uang.
Politik uang kali ini berbeda dengan biasanya, karena biasanya politik uang dilakukan oleh para caleg atau politisi namun kali ini politik uang diduga dilakukan oleh Kepala Puskesmas Tarus Marsela Masneno dan Kepala Pustu Desa Oebelo Ruth Pasaribu.
Keduanya melakukan transaksi melalui kader posyandu, dengan nominal per kepala 100 ribu untuk mengarahkan para pemilih untuk memilih calon DPRD kabupaten kupang dapil 1 dari partai bulan bintang PBB, Ruben Alexander Masneno.
Bidan Desa Oebelo Rut Pasaribu yang diduga Jadi Tim Sarangan Fajar Calon DPRD Daerah pemilihan (Dapil) 1 Kabupaten Kupang Ruben Masneno atas perintah kepala UPTD Puskesmas Tarus Marsela Masneno menjadi masalah ketika transaksi uang sudah terjadi namun di salah satu TPS desa Oebelo tidak ada satupun suara dari Ruben Masneno, sehingga kepala puskesmas Tarus Marsela Masneno bertanya kepada kepala pustu desa Oebelo Ruth Pasaribu melalui pesan whatsApp dengan meminta C1 yang tergambar dalam percakapan Ruben Masneno tidak memperoleh suara.
Selain itu Ruth Pasaribu juga meminta C1 ke TPS lain dengan alasan untuk mengirim C1 ke Kapus Tarus Marsela Masneno.
Salah satu Kader Posyandu EP mengaku dirinya ditekan dan di intimidasi bahkan di ancam akan di berhentikan dari kader posyandu.
“Ibu bidan chat saya begini coba kakak baca sendiri. ” Ucap Kader Posyandu Desa Oebelo.
EP melanjutkan bahwa bidan Tesa tersebut sudah melaporkan kepada kepada desa Oebelo Marten Halla sehingga dirinya juga pasra untuk diberhentikan.
“Ibu kasih berhenti beta (saya) juga baik beta Terima.” Jawab kader posyandu kepada bidan desa menjawab pertanyaan yang diberikan melalui pesan whatsApp.
Dengan jawaban itu Bidan desa Ruth Pasaribu menjawab singkat.”Ok b (saya) Ganti Orang. Makasih” Kutip Percakapan bidan desa dengan kader posyandu.
Ruth Pasaribu, saat ditemui media jumat (23/02/2024) di ruang kerjanya enggan berkomentar bahkan bidan desa tersebut tidak mengakui adanya sarangan fajar yang di lakukan.
Selain itu dia juga mengatakan bahwa tidak perna berkomunikasi dengan kepala Puskesmas Tarus Marsela Masneno.
“Beta (saya) sonde (tidak) mau omong apa-apa karena sonde mengerti tentang itu. Kalau saya tidak mau kasih informasi Meli (Wartawan) mau apa, kita semua punya hak, anda wartawan anda mau wawancarai saya tapi kalau saya tidak mau Anda keberatan disitu apakah ada undang-undang atur itu kalau tidak ada maka saya tidak Terima selesai to.”Ujar Ruth Pasaribu
Masih dalam pantauan media ini kader Posyandu dari desa Oebelo yang menerima uang sarangan fajar dari bidan desa Oebelo yakni Ruth Pasaribu ingin mengembalikan karena sebelumnya sudah di ancam melalui pesan whatsApp jika tidak mengembalikan uang maka posisinya sebagai kader posyandu akan diberhentikan.
Namun anehnya saat kader posyandu mengantarkan kembali uang tersebut diruang kerja bidan desa Oebelo Ruth Pasaribu tidak menerima dan membuang uang tersebut di meja lalu mengatakan tidak menerima uang tersebut karena dirinya tidak perna memberikan uang.
“Kaka Saya tidak Terima e ini saya punya kantor jangan aneh-aneh ow saya tidak pernah kasih uang jangan foto-foto dan Rekam.” Ujarnya dengan nada kasar sambil merampas HP dari tangan wartawan
Pada saat itu diruang kerja bidan desa oebelo langsung terjadi keributan, karena Ruth Pasaribu selaku bidan desa tidak ingin ada perekaman yang di lakukan oleh wartawan, bahkan dia berupaya menghapus foto dan rekaman vidio yang ada di HP wartawan sebagai bentuk intimidasi profesi wartawan.
Ruth Pasaribu juga berteriak dengan kencang bahwa kader posyandu ingin melapor kemana saja terserah dirinya tidak takut karena semua orang punya hak untuk berpolitik.
Bahkan dirinya mengakui bahwa telah menguasai sistem pemerintahan.
“Ibu mereka kuasai sistem pemerintahan bahkan sampai bisa ada intervensi politik.
“Ooh Jelas kita semua punya hak.” Ujar Ruth Pasaribu dengan senyuman sinis menjawab pertanyaan wartawan.
“Saya tidak ingin diwawancarai, Untuk apa datang jangan rekam-rekam ini pustu saya. Saya juga punya hak saya kan sudah omong saya tidak bersedia kau (wartawan) wawancara. Ujarnya dengan nada kasar sambil berupaya mengusir wartawan dari ruangan kerjanya.
Sampai berita ini diterbitkan Kepala Desa Oebelo belum merespon konfirmasi dari tim media, apabila sudah ditanggapi akan diberitakan pada edisi selanjutnya.
Laporan: Mr. Alopada