Warga Kampung, Keluhkan Belajar Mengajar di SD Negeri Lemang

Alor-suaraNTT.com,-Warga Kampung Legiman, desa Taman Mataru, kecamatan Mataru, melalui salah satu tokoh pemuda yang enggan namanya disebut, mengungkapkan keluhan serius terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Lemang.

Dikatakan, aktivitas KBM di sekolah tersebut tidak berjalan dengan baik, bahkan kondisi ini sudah berlangsung sekitar dua minggu terakhir.

Ia melaporkan bahwa beberapa guru PNS dan PPPK di SD Negeri Lemang, jarang berada di tempat dan tidak menjalankan kewajibannya untuk mengajar secara rutin.

Ia mengungkap yang ada hanyalah 3 orang guru Komite yang masih tetap berada di sekolah.

“Para guru PNS dan P3K hanya datang saat waktu ulangan dan ujian saja tapi habis itu mereka hidup di Kalabahi, hanya 3 orang guru komite yang ada di sekolah,” ungkap warga dalam keterangannya pada Jumat (20/09/2024) melalui via Telepon.

Ia menambahkan, sikap ini berdampak negatif pada proses pembelajaran, karena siswa/siswi yang tidak mendapatkan pengajaran menjadi kesulitan dan berdampak pada kualitas.

Untuk diketahui SD Negeri Lemang memiliki tiga ruang kelas, dan menurut warga, seharusnya para guru memanfaatkan fasilitas tersebut untuk memberikan pengajaran yang berkualitas kepada anak-anak di kampung lemang.

Namun, dengan kondisi ini membuat para siswa merasa bingung dan tidak siap menghadapi ujian.

Warga berharap agar Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.

“Kami berharap ada perhatian dari Pemerintah Daerah melalui dinas terkait, karena anak-anak di lemang ini juga anak-anak Indonesia.”harapnya.

Dengan adanya laporan ini, diharapkan instansi terkait  segera mengambil tindakan untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Lemang dapat berjalan dengan baik dan anak-anak di Kampung lemang mendapatkan pendidikan yang layak.

Menanggapi hal ini ketua umum Kerukunan Mahasiswa Nusa Kenari (KEMAHNURI) Kupang Marten Atabuna, meminta pemerintah daerah segera mengambil sikap, karena tindakan seperti yang dilakukan oleh para guru di SD negeri Lemang bisa membunuh mimpi generasi penerus bangsa.

Marten sapaan akrabnya, meminta agar kepala sekolah di beri evaluasi dan dibina secara khusus agar bisa memimpin SD negeri Lemang dengan baik.

Selain itu Marten juga meminta agar pemerintah harus memberikan perhatian serius, tidak hanya duduk ditempat namun harus berkunjung ke sekolah-sekolah yang berpotensi adanya masalah.

“Dinas pendidikan harus tegas kalau bisa harus turun cek juga sekolah-sekolah yang ada masalah,”ujar Marten saat dimintai tanggapan oleh tim media ini.

Sementara kepala dinas pendidikan kabupaten Alor Fredik Lahal, saat dikonfirmasi melalui via telepon (20/09) pagi merespon dengan baik.

Dirinya mengatakan akan segera memanggil kepala sekolah dan guru-guru yang hidup di Kalabahi tanpa surat mandat atau tanpa kepentingan dari sekolah tersebut.

Fredik Lahal juga mengatakan, apabila kepala sekolah dan guru-guru PNS dan P3K meninggalkan sekolah maka harus ada yang diberi tugas untuk mengatur sekolah agar proses belajar mengajar tidak mandek.

“Mereka buat apa di Kalabahi, ini tidak bisa dibiarkan, nanti saya panggil mereka, ini kita berpikir soal pendidikan ke depan lebih baik, kalau ada urusan di Kalabahi harus dibuktikan dengan surat mandat nanti saya panggil dan cek mereka semua,” tutur Kepala dinas.

Ia juga mengatakan pemerintah sudah mengambil sebuah kebijakan yang sangat baik untuk membuka ruang bagi P3K, dan kontrak kerja selama 2 tahun itu harus dimanfaatkan karena akan selalu di evaluasi.

Sampai berita ini diturunkan kepala sekolah SD Negeri Lemang Jibrael Ahalamani belum berhasil di konfirmasi oleh tim media, apabila sudah terkonfirmasi akan diberitakan pada edisi berikut (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *