Titu Eki, Buka-bukaan Dana DOB Amfoang Yang Raib di Tangan Sekda Dan Dewan Kabupaten Kupang

Kupang-suaraNTT.com,-Ayub Titu Eki buka-bukaan dana pemekaran daerah otomi baru (DOB) Amfoang 1,5 Miliar yang kembali mencuat di Pilkada Kupang,NTT. Isu inipun menjadi perdebatan warga di grup WhatsApp Suara Amfoang.

Dalam grup tersebut, mantan bupati Kupang periode 2009-2014 dan 2014-2019 Ayub Titu Eky menjelaskan DOB Amfoang selalu menjadi isu politik dalam setiap pilkada, pada tahun 2013 yang lalu, dirinya tidak mendukung DOB Amfoang, sementara paket lainya mendukung.

“Saya blg saya tdk dukung, suasana hening. Lalu saya jelaskan mengapa saya tdk dukung, saya pernah katakan juga di Naikliu dan di Ohaem 2 bahwa saya tdk dukung. Tetapi warga Amfoang tetap pilih saya,”Bunyi penggalan Chat WhatsApp Ayub Titu Eki di grup WhatsApp.

Ayub Titu Eki mengungkap juga bawa pada tahun 2014 sejumlah tokoh adat dari Amfoang bertemu dengan dirinya untuk menyepakati anggaran 5 miliar rupiah untuk pemekaran DOB Amfoang.

Namun dirinya juga menegaskan bahwa berapa yang di anggarkan, berapa yang terealisasi itu sudah bukan urusannya. Namun ia menyebut sudah menjadi urusan sekretaris Daerah pada saat itu, yakni Alm. Hendrik Paut dan pimpinan DPRD periode 2014-2019, yakni Yosef Lede, sebagai ketua DPRD, Jeri Manafe dan Deasy Ballo Foeh sebagai wakil ketua.

“Ketika itu saya katakan saya dukung, dan putuskan agar anggarkan 5M untuk Dob Amfoang. Realisasi penganggaran berapa, berapa yang ditetapkan dan berapa hilang itu sudah urusan sekda dan DPRD sebagai penentu anggaran dan pengelola anggaran,”ungkapnya.

Selain itu dirinya mengatakan isu DOB Amfoang sebaiknya tidak dibicarakan lagi karena hal itu merupakan dosa besar.

“Pokonya mau pilkada isu DOB itu jangan gunakan jadi isu panas, dosa-dosa dan dosa besar lebih baik tidak omong tapi buat dari pada omong besar tapi nol kaboak,”lanjutnya

Hal itu pun ditanggapi pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Yefta Sabaat, yang dimintai tanggapannya soal ini, Sabtu (31/8) mengatakan dari pengamatannya, isu DOB Amfoang ini sudah berulang digaungkan jelang Pilkada kabupaten Kupang. Kini jelang Pilkada 2024 kembali digaungkan politisi tertentu untuk meraup simpati pemilih.

Ket Foto. Yefta Sabaat, pengamat politik Universitas Nusa Cendana, gunakan kemeja putih saat berbicara dalam sebuah forum diskusi mahasiswa.
Ket Foto. Yefta Sabaat, pengamat politik Universitas Nusa Cendana, gunakan kemeja putih saat berbicara dalam sebuah forum diskusi mahasiswa.

Menurutnya isu DOB Amfoang kini tak lagi jadi jualan politik yang laris untuk ditawarkan di momen pilkada Kupang karena masyarakat Amfoang sudah cerdas tentang politik sehingga tak mudah dibodohi dengan jualan isu DOB Amfoang.

Politisi yang masih memainkan isu DOB Amfoang di pilkada tahun ini dianggap politisi yang miskin ide atau gagasan

“Kalau soal kenapa isu DOB Amfoang ini kembali digaungkan kembali di pilkada, saya kira politisi/kandidat yang menggaungkan kembali isu tersebut adalah kandidat yang putus asa dan minim ide serta gagasan yang membangun.

Saya menilai bahwa ini cerminan sikap pemimpin yang akan jadi pemecah belah di Kabupaten Kupang. Karena terlalu terkonsentrasi pada satu isu sektoral saja. Saya kira lebih bijak kalau para kandidat saling mengevaluasi dan menghadirkan solusi terhadap persoalan yang terjadi saat ini di Kabupaten Kupang,”ungkap Yefta Sabaat.

Dia juga menilai menghembuskan isu DOB dengan tujuan meraup simpati pemilih disana adalah cara politis yang tidak mendidik.

“ini hal yang tidak mendidik, karena dari pilkada ke pilkada isu DOB Amfoang selalu jadi jualan politisi untuk mendapatkan simpati serta meraup suara masyarakat Amfoang,”katanya.

“Saya kira masyarakat Amfoang juga sudah cerdas dan harus kritis terhadap isu DOB Amfoang yang selalu dimanfaatkan untuk kepentingan elektoral semata.

Sayang sekali kalau masyarakat kita selalu dibodoh-bodohi dengan hal yang demikian, padahal kan, esensi dari pilkada itu bukan saja soal sirkulasi elit/pergantian kepemimpinan tapi bagaimana proses seleksi pergantian pemimpin daerah itu diisi dengan dialektika ide-gagasan yang visioner dan revolusioner dari para kandidat,”sambungnya dalam WhatsApp ke media ini, Sabtu siang.

Ia meyakini isu DOB tidak akan laris sebagai jualan politik dan tidak menguntungkan politisi atau kandidat yang menggaungkannya.

“Saya yakin juga bahwa isu DOB Amfoang ini tidak lagi laku di Pilkada Kabupaten Kupang. Dan sudah pasti Isu ini juga tidak bisa menguntungkan paket tertentu,”tulis Yefta Sabaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *