Perna Kabur Dari Rumah Sakit Jiwa, Seorang Pemuda NTT Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri

Berita1721 Dilihat

Kupang-suaraNTT.com,-Seorang pemuda bernama Emanuel Ano (25), warga RT 010 / RW 005, Dusun III Desa Kuimasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, ditemukan tewas gantung diri pada Jumat (17/1) petang. Peristiwa memilukan ini terjadi sekitar 70 meter dari rumah korban.

Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, S.I.K., M.H, melalui Kapolsek Fatuleu Ipda David Fanggidae, membenarkan kejadian tersebut dan diduga korban mengalami gangguan jiwa.

“Ya benar kejadiannya kemarin sore dan sudah dilakukan olah tkp. Diduga korban gantung diri karena alami ganguan kejiwaan, “terangnya.

Menurut Ipda David peristiwa ini bermula pada hari Jumat siang, sekitar pukul 14.30 Wita, ketika korban mengantar ayahnya, Markus Ano, ke kebun di Uel, Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur.

Setelah mengantar ayahnya, korban kembali ke rumah sekitar pukul 15.30 Wita dan meminta uang kepada ibunya, Orance Snae, untuk mengisi pulsa. Namun, permintaan tersebut ditolak. Korban kemudian masuk ke kamar.

Pada pukul 16.00 Wita, ibu korban memanggil korban untuk membuka pintu kamar. Korban membuka pintu dan langsung berlari keluar sambil membawa sebuah benda yang disembunyikan di dalam bajunya.

Selanjutnya sekitar satu jam korban tidak terlihat lagi disekitar rumah. Ibunya mencari kerumah tetangga namun , korban tidak ditemukan. Pada pukul 19.24 Wita, saudari korban, Yumina Ano, menghubungi Rusmy Olla untuk membantu mencari korban.

Akhirnya, pada pukul 20.39 Wita, adik kandung korban, Risky Ano dan Migel Ano, menemukan korban sudah dalam keadaan tergantung di kebun milik Luter Ena, sekitar 70 meter dari rumahnya.

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mendalami kasus ini. Dugaan sementara, korban mengalami gangguan kejiwaan sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Sedangkan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Dari pengakuan keluarga, pada tahun 2021 korban pernah mendapat perawatan dirumah sakit jiwa Naimata dan hingga bulan Desember 2024 belum sempat mendapat perawatan lagi karena korban selalu kabur dari rumah sakit jiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *