Memprihatikan Sejumlah Korban Bencana Seroja Tinggal di Gubuk Kecil: Masyarakat Pukdale Teteskan Air Mata

Berita573 Dilihat

Kupang-suaraNTT.com,-Memprihatikan hingga saat ini sejumlah Korban Bencana Seroja masih tinggal di Gubuk Kecil membuat masyarakat kecewa bahkan meneteskan air mata sambil mempertanyakan hati nurani pemerintah daerah dan para perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten Kupang yang menebar janji kepada masyarakat desa Pukdale

Sekitar ratusan warga desa Pukdale tinggal di gubuk kecil untuk bertahan hidup, akibat bencana alam silikon tropis (SEROJA) yang melanda kabupaten Kupang provinsi nusa tenggara timur (NTT) pada tanggal 4 April 2021 yang lalu.

Hiruk pikuk sejumlah masyarakat desa Pukdale menjalankan kehidupan yang tidak layak selama kurang lebih 3 tahun namun rupanya pemerintah daerah kabupaten Kupang abaikan begitu saja hingga beberapa warga meneteskan air mata.

Hal ini terlihat saat tim media turun ke desa Pukdale, kecamatan Kupang timur, kabupaten Kupang NTT Jumat, (8/12/2023). Beberapa warga yang menangis saat menceritakan kisah hidupnya dalam menghadapi proses kehidupan dibawa gubuk kecil.

Salah satu warga Pukdale yang enggan namanya disebutkan mengisahkan bahwa 191 Kepala keluarga (KK) terdampak bencana Seroja termasuk dirinya, belum tersentuh bantuan dari pemerintah daerah kabupaten Kupang, dan provinsi NTT, maupun pemerintah pusat.

Dalam pantauan media ini dari 191 warga terdampak bencana Seroja ada sebagian besar warga yang belum mampu memperbaiki kembali atau membangun kembali rumah layak huni, akibatnya warga harus bertahan hidup di gubuk kecil dengan hanya beralaskan tikar di atas tanah.

Gubuk satu Kamar, hanya beralaskan Tikar di atas tanah untuk warga terdampak bencana Seroja tidur
Gubuk satu Kamar dengan ukuran 300 X 150 (3X 1/2)CM, hanya beralaskan Tikar di atas tanah untuk warga terdampak bencana Seroja tidur

“Kami tidur di atas tanah hanya alas tikar, kami juga masak disitu (gubuk kecil) dan tidur disitu.”ujar salah satu warga yang tidak mau namanya disebutkan dalam pemberitaan samil meneteskan air mata.

“Mama dewan (Deasy Ballo) hanya tebar janji bilang bulan, April 2022, habis itu Mei, datang lagi Juni sampai Desember tahun 2022 belum ada bantuan sama sekali sekarang sudah masuk Desember 2023” Ujar warga dengan wajah kesal

Lebih lanjut warga menduga bahwa oknum anggota DPRD tersebut merasa punya basis masa di desa Pukdale sehingga tidak lagi memikirkan warga terdampak Seroja karena jumlahnya hanya 190 Kepala keluarga (KK). Namun kata warga, siapapun masyarakat di dapil I harus diwakilkan tanpa membedakan status kekeluargaan atau apapun itu karena telah dipercayakan untuk menjadi wakil rakyat.

“Mama Deasy yang paling banyak janji kami di Pukdale, tapi hasilnya tidak ada. Mungkin mama dewan rasa warga yang jadi Korban Bencana hanya sedikit sedangkan mama deasy butuh banyak suara untuk jadi dewan padahal kita semua sebagai warga dapil satu harus diwakili oleh DPRD dari dapil satu.” Ujar warga

Selain itu salah satu warga yang juga enggan namanya disebutkan mengatakan bahwa ada dugaan permainan data bantuan Seroja di tingkat desa, lantas ada warga yang rumahnya tidak terdampak bencana Seroja namun namanya ada di dalam data relokasi.

Rumah hunian sementara Korban Bencana Seroja di Pukdale yang diberikan oleh pihak gereja kepada masyarakat
Rumah hunian sementara Korban Bencana Seroja di Pukdale yang diberikan oleh pihak gereja kepada masyarakat

“Data yang seharusnya adalah 190 (KK) namun setelah data-data hendak dikirimkan ternyata ada 191 (KK).”Ungkap warga

Sampai berita ini diterbitkan oknum anggota DPRD yang menebar janji sempat dihubungi tim media melalui pesan whatsApp namun belum merespon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *