Kupang-suaraNTT.com,-Seorang mahasiswa yang sudah menyelesaikan tugas akhir asal Flores timur meninggal dunia, mengundang tangis dan air mata saat prosesi wisuda sesi ke 3 periode September 2024, di aula auditorium Universitas nusa Cendana kupang, selasa (03/9/2024).
Bagaimana tidak? mahasiswa yang bernama Yustino Andika Temaluru dari ilmu sosial tersebut tidak bisa berada di dalam ruangan wisuda karena telah berada di alam lain, alias meninggal dunia akibat kecelakan.
Saat nama Yustino Andika Temaluru, S.Sos disebut suasana makin menyedihkan, karena diwakili oleh kedua orang tua untuk menerima pengukuhan dan menerima Ijazah.
Kesedihan dirasakan oleh semua mahasiswa yang telah dikukuhkan menjadi sarjana karena kebahagiaan yang dirasakan terasa ganjil akibat kehilangan seorang teman seperjuangan.
Tidak hanya teman-teman seperjuangan yang merasa sedih, namun semua orang tua/wali yang mendampingi anak-anaknya dalam pengukuhan wisudawan Undana kupang, termasuk Rektor Undana Dr. Drh. Mex U. E. Sanam,S.Mc.
Dalam sambutan Rektor Undana Mex Sanam mengungkap kesedihannya terhadap salah satu anak asuhnya yang tidak dapat merasakan kebahagiaan bersama dalam momentum wisuda periode September 2024.
“Seharusnya ada satu sosok yang berdiri juga di sini, dia nama Yustino Andika Temaluru,S.sos,”sebut Mex Sanam dalam sambutan.
Menurut Mex Sanam, Yustino merupakan bibit unggul generasi masa depan bangsa yang telah hilang. Namun dirinya juga tetap mengapresiasi atas perjuangannya menyelesaikan tugas akhir dengan IPK 3,35.
Sementara Ibu kandung Yustinus Andika Temaluru, yakni Wilhelmina S. Manoe usai pengukuhan wisudawan di auditorium Undana kupang mengungkap kebanggaan dan kesedihannya kepada media ini.
“Saya tidak mara atau benci anak saya bangga dengan anak saya, dia sudah berjuang sampai akhir tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, sebagai seorang ibu saya bangga memiliki anak Yustino, dia membanggakan keluarga, dia menyelesaikan sekolahnya sampai menerima gelar, ” Tuturnya dengan tangis dan kesedihan.
Wilhelmina S. Manoe, didampingi suaminya Pelipus Yosep, menceritakan awal pertama mendapat informasi melalui undangan dari pihak Undana kupang bahwa anaknya akan di wisuda kan pada sesi ke 3 periode September dirinya merasakan haru dan sedih.
Wilhelmina dan suaminya saat itu masih berada di Flores larantuka, namun setelah mendapat informasi suami-istri tersebut langsung bersiap-siap untuk berangkat menggunakan kapal feri menuju kupang.
“Saya diberitahu bahwa adik punya sesi 3 tanggal 3, perasaan saya haru, sedih, sebagai orang tua dimana harusnya kami sangat bahagia tapi ternyata Tuhan panggil dia kembali saat kami bahagia.
Selain itu Wilhelmina juga membeberkan awal pertama mendengar berita duka yang menimpa keluarganya.
Dikatakan Wilhelmina bahwa, pada hari kamis tanggal 8 Agustus 2024 siang, dirinya masih saling menyapa melalui panggilan video (vc) dan masih berdiskusi soal nomor briva untuk kepentingan wisudanya nanti.
Usai telepon Alm. Yustino meminta izin untuk keluar sebentar mencari makan, sembari berkumpul dengan teman-teman senior di kampus namun tidak ada informasi lagi soal nomor briva hingga malam hari dirinya mendapat kabar anaknya kecelakaan.
Usai mendapat informasi dikatakan Wilhelmina bahwa, diberitahukan kepada semua keluarga untuk kumpul kelurga, agar pada esok harinya dirinya bersama suami bisa berangkat untuk menjenguk anaknya di rumah sakit.
“Tanggal 08 Agustus itu kami dengar begitu, kami langsung kumpul keluarga, diputuskan bahwa hari jumat itu ada kapal Feri,
Sesampainya di Kupang, orang tua Yustino langsung ke rumah sakit Kartini tempat Yustino dirawat.
Kondisi Yustino yang makin memburuk dan kritis akhirnya dirujuk ke rumah sakit Ben Boy kupang dan pada akhirnya Yustino menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit tersebut.