Jadi Contoh Pertama di Indonesia, KOMPAK Gelar Sekolah Keberagaman di SMA Negeri 1 Kota Kupang

Berita1749 Dilihat

Kupang-suaraNTT.com,– Jadi contoh pertama sebanyak 180 siswa perwakilan 36 kelas di SMA Negeri 1 Kota Kupang, terlihat antusias mengikuti program Sekolah Keberagaman yang diselenggarakan oleh Komunitas Peacemaker Kupang (KOMPAK) pada Jumat, 25 Oktober 2024.

Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, mulai dari Senin, 21 Oktober 2024 ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang keberagaman, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan praktis seperti menulis berita dan membuat konten media sosial yang menarik.

Asri Putry Muliani Lulu, salah satu peserta dari kelas 11 A, mengungkapkan kesan mendalamnya terhadap kegiatan kunjungan kelas. “Kegiatan ini mengarahkan kami untuk secara kritis melihat potensi konflik di kelas atau sekolah. Hal ini sangat bermanfaat,” ujar Asri.

Lebih lanjut, Asri juga merasa terbantu dengan materi penulisan berita. “Saya jadi lebih kritis dalam memilah informasi yang baik dan benar,” tambahnya.

Tak hanya itu, melalui pelatihan pembuatan konten media sosial, Asri mengaku diajak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya yang menarik perhatian.

Dalam kesempatan itu, Djonk Iskandar, selaku Koordinator Program KOMPAK menjelaskan bahwa program ini merupakan yang pertama kali diterapkan di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur dan sementara berfokus di Kota Kupang.

“Sekolah Keberagaman ini dilaksanakan di SMA Negeri 1, SMA Negeri 5, dan SMA Giovani di Kota Kupang sampai Desember 2024. Ketiga sekolah ini akan dijadikan sampel untuk sekolah lainnya di NTT ini jadi contoh pertama ,” ujar Iskandar.

Ia mengungkap, selama kegiatan di SMA Negeri 1 Kota Kupang, peserta tidak hanya diajak memahami pentingnya keberagaman dan toleransi, tetapi juga dilatih untuk membuat berita dan konten media sosial. Untuk itu, sebanyak 180 siswa terpilih dari 36 kelas mengikuti pelatihan ini dengan tujuan menjadi redaktur mading kelas yang handal.

“Peserta sangat antusias mengikuti semua kegiatan. Mereka aktif berpartisipasi dalam diskusi dan praktik. Ini menunjukan bahwa mereka sangat terbuka dengan materi yang kami sampaikan,” tambah Iskandar.

Iskandar juga menyebutkan bahwa jadi contoh pertama pelaksanaan program Sekolah Keberagaman ini melibatkan 14 indikator yang perlu dicapai bersama. Setiap indikator dalam Sekolah Keberagaman ini akan diterapkan dan menjadi contoh bagi sekolah lain dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan bebas dari segala bentuk diskriminasi.

“Tidak hanya perbedaan suku dan agama, program ini juga mendorong pemahaman tentang perbedaan warnah kulit, disabilitas dan aspek keberagaman lainnya,” ucapnya.

Ia juga mengungkap bahwa program ini akan secara aktif mendorong adanya kebijakan pendidikan yang mengutamakan perdamaian dan menentang isu-isu sensitif akan keberagaman. Upaya ini menurutnya telah mendapatkan mandat dan dukungan penuh dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Sementara, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Kupang, Marselina Tua, saat ditemui di ruang kerjanya mengungkapkan rasa terima kasih serta apresiasi atas inisiatif KOMPAK. Menurut beliau, kolaborasi ini semakin memperkuat program-program yang telah lama dicanangkan oleh sekolah terutama dalam hal pencegahan kekerasan seksual, bulying, intoleransi, dan korupsi.

“Pada prinsipnya kegiatan ini positif. Kami sangat mendukung kegiatan ini karena banyak program yang diusung KOMPAK sudah kami terapkan di sekolah ini,” tuturnya.

Salah satu bentuk kolaborasi adalah dengan menghadirkan ruang bagi KOMPAK untuk memberikan pemahaman serta pelatihan kepada siswa. Kegiatan ini mencakup berbagai materi tentang praktik keberagaman hingga cara-cara untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Selain itu, siswa juga diajak untuk aktif berkreasi melalui pembuatan film pendek dan poster sebagai bentuk edukasi.

“Kami ingin siswa menjadi agen perubahan yang mampu menyebarkan pesan-pesan positif tentang keberagaman dan toleransi,” tambah Kepala Sekolah.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa sekolah telah memiliki program kerja (Pokja) yang fokus pada pencegahan kekerasan seksual, bulying, intoleransi, dan korupsi. Melalui program ini, siswa dilatih untuk menjadi agen-agen perubahan yang aktif dalam menjaga lingkungan sekolah yang kondusif.

“Kami juga memiliki kegiatan rutin yang disebut Rabu Beriman, di mana siswa dari berbagai agama bergantian setiap Minggu untuk beribadah dan berbagi pengetahuan tentang agamanya masing-masing,” ujarnya.

Selain itu, SMA Negeri 1 Kota Kupang juga aktif dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada siswa. Setiap pagi, seluruh siswa dan guru mengucapkan yel-yel yang berisi pengakuan sebagai warga negara Indonesia dan penegasan atas pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.

“Kami ingin siswa menyadari bahwa mereka adalah bagian dari bangsa Indonesia yang besar dan beragam. Mereka harus siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk arus informasi yang dapat merusak nilai-nilai kebangsaan,” tegas Marselina yang juga pernah menjabat sebagai Kabid pengkajian masalah strategis, saat bertugas melihat masalah Ipoleksosbudhankam pada Badan Kesbanglinmas.

“Kami berharap melalui kegiatan-kegiatan kreatif ini, siswa dapat lebih memahami pentingnya hidup berdampingan dengan perbedaan,” tutup Kepala Sekolah. (Nino)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *