Dicecar Warga, Mantan Kepala Sekolah SMA N 1 Semau Ngaku Sudah Bosan Jadi Kepala Sekolah

Kupang-suaraNTT.com,- Sejumlah orang tua murid di SLB Negeri Nusa Bungtilu yang berlokasi di Desa Huilelot, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan keluhan sekaligus tuntutan terhadap pihak sekolah yang diduga abaikan tanggung jawab hingga terlantarkan murid yang tinggal di asrama sekolah.

“Sekolah ini baru berjalan di tahun 2021. Waktu itu, semua kegiatan sekolah maupun di asrama berjalan normal makanya anak-anak tidak ada keluhan. Setelah ada pergantian kepala sekolah, anak-anak kami ini mulai tidak diperhatikan. Menurut warga, pihak sekolah kurang perhatian sampai anak-anak harus terlantar.

“Sekolah ini tidak adapun tanggung jawab,” ucap Gaspar Mantus saat ditemui media ini, Rabu, 22 Mei 2024.

Orang tua murid yang kerap disapa Mantus itu menerangkan bahwa sejak awal penerimaan siswa baru, oleh pihak sekolah memberikan janji akan menjamin seluruh kebutuhan murid namun hingga saat ini hal itu tidak terlaksana.

“Sejak awal kan mereka (pihak sekolah) bilang kalau di sini tidak hanya terima anak-anak yang cacat saja. Tapi keluarga yang kurang mampu juga bisa sekolahkan anak di sini. Mereka juga bilang kalau semua kebutuhan anak-anak di asrama akan ditanggung sekolah mulai dari pakaian sampai jaminan makan minum setiap hari. Tapi janji-janji itu tidak terlaksana dengan baik sampai ini saat juga,” tuturnya.

Mantus mengaku dirinya sangat kecewa atas apa yang dialami anaknya saat berada di asrama hingga terpaksa memilih untuk putus sekolah.

“Anak saya ini terpaksa putus sekolah sudah hampir satu tahun. Sejak itu juga tidak lagi ada anak yang tinggal di asrama. Mana mungkin bisa bertahan kalau setiap minggu hanya dikasih beras satu kilo untuk belasan anak yang ada di asrama. Sampai-sampai mereka harus minta makan ke Bapak Atus (warga di dekat lokasi sekolah). Saya sangat kecewa dengan perilaku kepala sekolah yang marah setiap anak-anak minta beras,” ungkap Mantus.

Selain Mantus, Nelchi Lisin orang tua dari Bastian L. Sare yang merupakan anak dengan kebutuhan khusus juga menceritakan sewaktu ikut mendampingi anaknya di asrama.

“Bastian ini kan anak berkebutuhan khusus, jadi saya ikut damping selama hampir 3 (tiga) bulan di asrama. Saya lihat sendiri kehidupan di asrama, memang kasihan kondisinya anak-anak di sana,” tuturnya.

Dia menceritakan bahwa anak-anak pernah terpaksa makan nasi yang sudah basi lantaran tidak diberi beras oleh pihak sekolah.

“Anak-anak ini pernah makan nasi basi, padahal sebenarnya ada beras. kalaupun ada telur itu dibagi untuk 4 (empat) orang anak. Pernah juga anak-anak ini dipaksa cari kayu api saat hujan, siapa tidak ikut maka kena cubit di telinga. Bahkan ada yang telinganya sampai berdarah,” cetusnya.

Terhadap perilaku tersebut, ibu dari Bastian berharap apabila ada pergantian kepala sekolah anaknya bisa kembali mengikuti kegiatan di sekolah.

Sementara, Rut Tapatab orang tua dari Vinorisa Futi (murid SLBN) diwawancara secara terpisah juga mengaku kecewa setelah mendapat aduan dari anaknya tentang kepala sekolah yang dianggap sering berbuat kasar dan tidak memberikan perhatian yang baik terhadap murid.

Atas aduan anaknya, Rut menyampaikan bahwa pernah memberikan keluhan itu kepada Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT saat berkunjung ke sekolah tersebut.

“Waktu itu beta (saya) langsung kasih tahu kepala dinas Pak Linus Lusi. Bapak beta mau kasih keluar Vio dari sekolah. Kepala dinas bilang jangan mama nanti pak gubernur pukul beta. Beta bilang kotong punya anak sengsara ini hari makan jagung. Kepala sekolah sonde (tidak) kasih beras dia mau makan apa, pak pergi lihat sendiri dia ada makan jagung di asrama. Kotong (kami) makan enak di rumah sementara anak menderita di asrama,” cetusnya.

Atas keluhan itu, Rut mengaku bahwa kepala dinas berjanji akan menyurati pihak sekolah agar dapat melakukan pertemuan bersama orang tua murid. Namun menurut Rut, aduannya itu tidak ditindak lanjuti secara serius oleh kepala dinas.

“Kepala dinas bilang nanti beta (saya) kasih surat pi kepala sekolah supaya panggil orang tua murid untuk datang. Tapi setelah kepala dinas pulang, sampai ini hari juga belum ada tindak lanjut apa-apa. Dinas sepertinya sonde (tidak) serius terima aduan dari katong (kami) orang tua,” ungkap Rut penuh sesal.

Selanjutnya guna menindak lanjuti aduan, pihaknya telah tiga kali datangi kantor dinas hingga terakhir pada tanggal 08 mei 2024 lalu. Namun pihaknya tidak sempat bertemu langsung dengan kepala dinas.

“Katong (kami) sudah datang ke dinas tiga kali sampai terakhir di tanggal 08 mei, tapi kepala dinas sonde (tidak) ada di kantor. Beta (saya) mau langsung menghadap kepala dinas karena beta sonde mau kepala sekolah bikin anak-anak sengsara,” tegas Rut.

Rut berpendapat bahwa mutu sekolah saat ini tidak seperti semula ketika masih dipimpin kepala sekolah yang bernama Carles Laiskodat. Hal itu disebabkan oleh sikap kepala sekolah yang tidak baik menurutnya. Untuk itu ia meminta agar kepala sekolah saat ini bisa dipindahkan dari sekolah tersebut.

Gedung SLBN Nusa Bungtilu
Gedung SLBN Nusa Bungtilu

“Bukan sekolah ini yang sonde bae (baik) tapi kepala sekolah punya sifat ini yang sonde bae. Jadi katong (kami) minta bukan untuk diberhentikan, kasih pindah dia (kepala sekolah) saja. Supaya sekolah bisa mutu seperti semula. Ini pak Gubernur bangun katong punya Semau, tanah air, bukan malah buat katong punya anak-anak menderita, sengsara,” ujarnya tegas.

Sementara itu, Kepala Sekolah SLBN Nusa Bungtilu, Farida L. Bissilisin, S.Pd saat ditemui wartawan Rabu, 22 Mei 2024 pagi mengatakan bahwa dirinya sudah bosan setelah 20 (dua puluh) tahun menjadi kepala sekolah.

“Pak, saya sudah bosan jadi kepala sekolah selama 20 (dua puluh) tahun di SMA Negeri 1 Semau. Pak wartawan muat berita sudah biar saya bisa berhenti dari kepala sekolah,” ucapnya.

Sampai berita ini di turunkan Pihak dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi NTT belum terkonfirmasi. Apabila sudah dikonfirmasi akan diberi ruang untuk menanggapi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *