Kupang-suaraNTT.com,-“Reaksi kami mendukung POLDA NTT adalah wujud cinta kami terhadap institusi POLRI Institusi POLRI milik Negara Institusi, POLRI milik kami, harus kami jaga dan hormati”ungkap Narki Hari selaku ketua Garda Triple X Flobamora.
Menurutnya Polda NTT harus diberi apresiasi karena berupaya membersikan oknum polisi yang punya rekam jejak buruk di institusi polri.
“Kami memberi apresiasi setinggi-tingginya terhadap sikap tegas POLRI membersihkan institusi dari oknum-oknum nakal,”ujarnya.
Narki Hari juga membantah bahwa Ormas Garda dan ormas lainya yang tergabung dalam aliansi diberitakan telah ditunggangi oleh Polda NTT.
“Kami bereaksi bukan ditunggangi atau dibayar reaksi kami adalah sikap murni rakyat yang resah atas kelakuan IPDA Rudy Soik,”tuturnya
Dia juga menyinggung soal bahan bakar minyak BBM yang diisukan adanya mafia yang melibatkan anggota Polda NTT.
Narki katakan Mafia BBM itu urusan kepolisian, namun Garda hadir karena adanya Rudy Soik terlibat didalamnya.
Ketua Garda mengatakan, cukup kenal sosok Rudy Soik yang kini diberitakan bahwa sebagai seorang pahlawan Mafia BBM dan TPPO, itu hanya untuk menutupi segala kemunafikan dan kejahatan yang telah dilakukan.
“Kami tidak ada urusan dengan isu Mafia BBM tapi kami peduli terhadap masyarakat yang diintimidasi, ditekan, bahkan diperlakukan dengan semena-mena oleh IPDA Rudy Soik,”bebernya.
Lebih lanjut Narki biasa ia disapa berpandangan, pemecatan IPDA Rudy Soik sebagai bentuk sikap tegas dari Polda NTT yang mesti di apresiasi karena untuk membersikan oknum-oknum yang mencoreng nama baik atau wibawa institusi Polri.
“Maka sebagai rakyat, kami berpendapat bahwa sikap tegas POLDA NTT adalah sikap yang bijaksana dan harus diapresiasi, tegas Narki.
Selain itu kami tetap mendesak Polda untuk membuka kembali kasus pembunuhan berencana Astrid Lael, atau lebih di kenal dengan kasus penkase.
Informasi yang diperoleh bahwa aliansi telah menemukan bukti-bukti baru dalam kasus Penkase, sehingga Polda NTT harus membuka kembali kasus tersebut dan memeriksa IPDA Rudi Soik.
Aliansi menduga bahwa Rudy Soik adalah penjahat kemanusiaan, sebab ia berupaya menutup-nutupi atau menghambat proses penyidikan terhadap kasus pembunuhan terhadap ibu dan anak.
“Kami mendukung sekaligus mendesak Polda NTT untuk buka kembali kasus berdarah, kematian Astrid dan Lael di penkase, karena ada “novum” baru, yang kami temukan soal dugaan keterlibatan IPDA Rudi Soik.
Sementara ini Garda Triple X, terus melakukan konsolidasi antar organisasi untuk melakukan gerakan aksi berikut sebagai bentuk konsistensi atas perjuangan terhadap persoalan kemanusiaan yang diduga ada aktor intelektual yang belum tertangkap.
“Kami akan terus kawal, dan sekarang kami ada konsolidasi, karena kasus penkase itu belum selesai, ada dugaan keterlibatan oknum polisi yakni Rudy Soik yang sampai saat ini belum ada tindak serius saru Polda NTT,” ucapnya, kepada media ini Selasa 29 Oktober 2024, di kediaman ketua Garda Flobamora NTT.