Kupang-suaraNTT.com,-Sikapi momentum Hari Anak Nasional 2024, Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru PAUD (PGPAUD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, menggelar seminar nasional pada Jumat, 26 Juli 2024 pagi.
Dengan mengangkat tema, “Pembelajaran Berdiferensiasi: Pilar Utama Menuju Pendidikan Anak Usia Dini yang Inklusif dan Adaptif,” kegiatan ini dihadiri sebanyak 234 peserta baik secara luring maupun daring. Mulai dari guru-guru TK/KB, Mahasiswa-mahasiswi Prodi PGPAUD dari berbagai perguruan tinggi dan juga para simpatisan dalam bidang PAUD yang tersebar di seluruh NTT.
Dalam acara yang dibuka langsung oleh Dekan FKIP Undana, Dr. Malkisedek Taneo, M.Si, dihadiri dua pakar ilmu di bidangnya masing-masing yakni, Prof. Vina Adriani, PHD (Guru Besar Universitas Indonesia, Director SEAMEO CECCEP) dan Deisy Rinni Meir Rakmeni, S. Psi., M.A (Kepala Sekolah Program Sekolah Rekonsiliasi Initiative of Change Indonesia, Kepala Program Homeschooling, Bambu School).
Pada kesempatan itu, Theodorina Novyani Seran, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Panitia menjelaskan beberapa tujuan dibalik gelaran kegiatan.
“Kurang lebih ada empat (4) poin yang menjadi tujuan kegiatan ini. Yang pertama, para peserta diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dibalik filosofi lahirnya pembelajaran berdiferensiasi, kedua, mampu menggali hubungan antara filosofi dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi, ketiga dapat menyesuaikan pembelajaran yang lama dengan gaya pembelajaran berdiferensiasi saat ini, dan keempat, bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam kegiatan main di sekolah,” ungkap Theodorina saat diwawancara Wartawan di Lantai II, Aula FKIP Undana Kupang.
Selain itu adapun makalah pendukung yang telah diseleksi pihaknya. Dengan total 37 makalah yang diterima dari berbagai lembaga sekolah serta perguruan tinggi di NTT dan sekitarnya, terdapat 29 diantaranya telah dinyatakan lolos melalui proses seleksi.
“Untuk itu, hasil dari 29 makalah pendukung ini akan diseminarkan juga pada sesi seminar paralel yang diadakan sebentar,” tuturnya.
Ia pun berharap melalui kegiatan ini para peserta seminar mampu menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dan tindak lanjut yang konkrit dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi sebagai pilar utama pendidikan anak usia dini yang inklusif dan adaptif.
Dalam kesempatan yang sama, Maria Laetitia Barek Koten, M. Pd, salah satu peserta yang merupakan guru TK Kristen Siloam, Kota Baru mengatakan bahwa meski telah ada pergantian kurikulum pembelajaran, namun sejauh ini tidak sedikit pula para guru yang masih harus melakukan penyesuaian.
“Tentu ini menjadi tantangan bagi kami para guru yang sebelumnya dibekali dengan kurikulum K-13. Begitu ada pergantian kurikulum merdeka belajar tentu kami juga butuh penyesuaian,” ucapnya.
Diterangkan Letitia bahwa diantara dua kurikulum tersebut terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Baik secara sistematika pembelajaran, hingga urusan administrasi.
“Sejauh yang saya pahami, cukup banyak ya letak perbedaan. Meski rata-rata asesmennya sama, namun secara sistematika pembelajaran hingga urusan administrasi pun selalu mengalami perubahan. Untuk itu, penting bagi kami menambah wawasan melalui seminar semacam ini,” tutur Letitia.
Ia berharap kedepan, Prodi PGPAUD Undana Kupang dapat terus mengembangkan kegiatan-kegiatan serupa dalam membantu para guru menuntaskan berbagai tantangan yang dihadapi.
“Selain tetap eksis dan berkembang, yah diharapkan untuk lebih lagi memahami permasalahan guru serta membantu memberikan solusi. Salah satunya melalui kegiatan seminar. Selain mengupas materi pembelajaran berdiferensiasi, mungkin ada lagi mengenai asesmen yang pas di kurikulum merdeka atau terkait media sebagai alur pembelajaran kurikulum merdeka yang baik di dalam kelas,” tutupnya. (Nino)