Kupang-suaraNTT.com,-Dalam langkah yang tidak biasa, Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema, yang lebih dikenal sebagai Ansy Lema, bersama calon Wakil Gubernur Jane Natalia Suryanto, memilih menggunakan ojek online untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT (29 Agustus 2024).
Pasangan calon tersebut berangkat dari kantor DPD PDI Perjuangan NTT, diikuti oleh ratusan pendukung dan simpatisan dengan kendaraan roda dua.
Rombongan ini melewati jalan Frans Lebu Raya dan jalan W J Lalamentik sebelum tiba di tujuan.
Sepanjang perjalanan, Ansy dan Jane, yang mengenakan pakaian adat khas NTT, sesekali melambai kepada para pendukung serta masyarakat yang antusias menyaksikan konvoi tersebut.
Setibanya di depan kantor KPU NTT, pasangan calon tersebut disambut dengan tarian tradisional dari Flores Timur, Belu, dan Sumba.
Sambutan meriah ini kemudian diikuti dengan prosesi penyambutan oleh pimpinan KPU NTT yang langsung mengarahkan mereka menuju ruang pertemuan untuk melakukan proses pendaftaran.
Dalam kesempatan tersebut, Ansy Lema menjelaskan bahwa kehadirannya di NTT adalah untuk membawa perubahan dan harapan baru.
“Kami datang untuk menghadirkan ‘menyala’, menghadirkan sinar dan terang bagi NTT yang selama ini masih berjuang melawan kemiskinan, gizi buruk, dan rendahnya kualitas pendidikan,” ujar Ansy.
Lebih lanjut, Ansy menekankan bahwa semangat “menyala” bukan sekadar slogan kosong.
“Ini bukan hanya tentang berorasi, tetapi juga tindakan nyata. Kami berkomitmen untuk bekerja keras dan mewujudkan perubahan nyata di NTT,” kata mantan Juru Bicara Ahok pada Pilgub Jakarta 2017 itu.
Ansy juga mengungkapkan bahwa keputusannya untuk kembali ke NTT dan mencalonkan diri bukan semata-mata karena ambisi politik pribadi.
Ia menegaskan bahwa dirinya telah meninggalkan kenyamanan yang sudah ia raih demi cintanya kepada NTT.
“Cinta berarti memberi diri untuk tanah ini. Ansy Lema sudah selesai dengan dirinya. Tidak harus kaya raya, tapi tahu arti kata cukup,” tambahnya.
Menurut Ansy, politik adalah jalan pengabdian dan pelayanan, khususnya bagi orang miskin dan tertindas. Selama menjabat sebagai anggota DPR RI, Ansy selalu memilih komisi yang bersentuhan langsung dengan kelompok nelayan, petani, dan peternak, yang ia sebut sebagai ‘wong cilik’.
Mereka adalah kaum marhaen, sesuai dengan terminologi PDI Perjuangan. Karena itulah, saya selalu memperhatikan kelompok kecil ini,” ujarnya.
Dalam kepercayaan Katolik, lanjut Ansy, pengabdian kepada kaum kecil ini juga dijelaskan dalam Alkitab. Oleh karena itu, kehadirannya di panggung politik adalah untuk membantu masyarakat kecil.
“Paradigma negatif tentang NTT yang selama ini ada, saya ubah dengan sebutan ‘Nelayan Tani Ternak’. Inilah sektor unggulan dan andalan kita, inilah identitas kita,” tegasnya.
Ansy menganggap NTT sebagai karya agung Tuhan yang harus dijaga dan dikembangkan. Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat NTT untuk tidak merasa minder.
Banyak kehebatan yang ada di NTT. Pemimpin NTT harus berani, tidak terjebak dalam konflik kepentingan, dan selalu menggunakan nurani,” ucapnya.
Alasan Ansy memilih Jane Natalia Suryanto sebagai pasangannya juga didasarkan pada penghormatan terhadap perempuan. Ia menuturkan bahwa PDI Perjuangan telah menempatkan perempuan pada posisi tertinggi.
“Banyak persoalan di NTT terkait kesejahteraan perempuan, diskriminasi, serta akses pendidikan dan kesehatan yang masih kurang bagi perempuan. Saya harap Jane bisa menjadi Mama yang hadir untuk memotivasi dan menginspirasi perempuan NTT agar lebih maju,” ungkapnya.
Ansy mengakhiri pidatonya dengan berharap dukungan dan soliditas dari semua komponen yang terlibat dalam kampanye mereka. Ia menegaskan pentingnya kesatuan dan semangat kebersamaan dari semua partai koalisi untuk memenangkan Pilgub NTT kali ini.
Ansy Lema juga menekankan bahwa kolaborasi dan komunikasi yang baik antara tim kampanye sangat diperlukan agar visi dan misi yang mereka usung bisa disampaikan dengan efektif kepada masyarakat.
“Setiap langkah dan strategi yang kita jalankan harus terkoordinasi dengan baik, agar tidak ada celah bagi pihak lain untuk memecah belah kita,” ujar Ansy.
Di samping itu, Jane Natalia Suryanto, calon Wakil Gubernur yang mendampingi Ansy, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Jane menegaskan bahwa ia siap bekerja keras dan berdedikasi penuh untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat NTT, terutama kaum perempuan dan anak-anak.
Jane juga menyoroti pentingnya pendidikan dan kesehatan sebagai pilar utama dalam pembangunan NTT.
“Saya percaya, dengan meningkatkan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas, kita bisa menciptakan generasi NTT yang lebih unggul dan siap bersaing di kancah nasional maupun internasional,” kata Jane.
Menyinggung soal kehadiran teknologi di NTT, Jane menggarisbawahi bahwa digitalisasi merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang baru bagi masyarakat.
“Kita harus memastikan bahwa masyarakat NTT tidak ketinggalan dalam revolusi digital ini. Akses internet dan teknologi harus diperluas hingga ke pelosok, sehingga semua orang bisa merasakan manfaatnya,” tegas Jane.
Ansy dan Jane pun menegaskan bahwa mereka akan bekerja secara transparan dan akuntabel. Mereka berkomitmen untuk selalu melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Kita tidak boleh berjalan sendiri. Setiap kebijakan harus didasarkan pada aspirasi dan kebutuhan rakyat,” ungkap Ansy.
Selain itu, keduanya juga sepakat untuk menempatkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal NTT sebagai dasar dalam setiap program pembangunan. Ansy menekankan pentingnya menjaga warisan budaya agar tidak tergerus oleh modernisasi.
“Budaya kita adalah identitas kita. Ini yang akan menjadi fondasi kita dalam membangun NTT yang lebih maju,” tambahnya.
Sebagai penutup, Ansy mengajak seluruh masyarakat NTT untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita yang mereka impikan.
Ia menegaskan bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika semua elemen masyarakat bersatu padu dalam semangat gotong royong.
“Kita semua adalah bagian dari perubahan ini. Mari kita nyalakan sinar harapan bagi NTT yang lebih baik,” pungkasnya.
Dengan penuh semangat, pasangan calon ini kemudian meninggalkan kantor KPU NTT, diiringi sorak-sorai para pendukung yang tetap setia menemani mereka hingga akhir acara.***