SUARA NTT.Com. SOE-TTS -Dalam pencegahan stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Yayasan Kopernik bersama dengan Kedutaan Besar Polandia Indonesia menggelar Workshop dengan program “PANGAN: yang berfokus pada usaha untuk melestarikan dan memanfaatkan pengetahuan pangan lokal serta meningkatkan akses terhadap sumber pangan lokal bergizi. Dalam jangka panjang, dengan mewujudkan ketahanan pangan dan masyarakat yang tangguh terhadap perubahan iklim, Rabu (29/11/2023).
Kegiatan ini dilakukan di rumah Bapak Melki Sanam, tepatnya di depan Arena Pacuan Kuda Desa Noinbila, kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan hasil program yang telah dilakukan selama 6 bulan terakhir di Desa Noinbila, kecamatan Mollo Selatan Kabupaten TTS.
Dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk diplomat ekonomi dan politik Kedutaan Besar Polandia di Jakarta, Karolina Lonescu, serta direktur komunikasi dan inisiatif strategis di yayasan Kopernik, Sergina Loncle. Turut hadir pula kepala Desa Noinbila, Charolus Lakapu, Perwakilan dari fakultas kedokteran Undana Kupang, perwakilan dari Pemda TTS, perwakilan dari Kecamatan Siso, dan sejumlah masyarakat dari Dusun satu, Desa Noinbila.
Program ini memberikan hasil yang signifikan dalam upaya pencegahan stunting dengan fokus pada peningkatan akses pangan bergizi di wilayah tersebut. Diharapkan, hasil yang disampaikan dalam acara ini dapat menjadi langkah awal yang kuat dalam memperkuat ketahanan pangan dan mencegah stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Kepala Desa Noinbila, Charolus Lakapu, S.Fil, menyambut kehadiran Yayasan Kopernik dan Kedutaan Besar Polandia Indonesia dengan hangat, serta mengapresiasi kontribusi mereka dalam mendorong penggunaan hasil pangan lokal untuk membantu dalam pengentasan stunting di Desa Noinbila, terutama di Dusun satu.
Kepala Desa Noinbila , Charolus Lak’apu dalam sambutannya mengatakan komitmen Pemdes Noinbila untuk mengalokasikan anggaran serta memberikan dukungan kepada warga di dusun 1 guna meningkatkan karya-karya mereka yang berpotensi dalam upaya pencegahan stunting. Langkah ini menunjukkan keseriusan untuk terus mengembangkan potensi lokal demi kesejahteraan masyarakat Desa Noinbila.
“Ini program yang sangat baik oleh karena itu, sebagai upaya pemerintah desa dalam mendukung program ini maka pemerintah Desa akan menganggarkan dana untuk terus meningkatkan potensi pangan lokal yang ada dalam menekan angka stunting di Desa Noinbila,” katanya.
Diplomat ekonomi dan politik dari Kedutaan Besar Polandia di Jakarta, Karolina Lonescu, Saat di wawancarai media ini menjelaskan bahwa Polish Aid, sebuah inisiatif pemerintah Polandia, bertujuan untuk melakukan intervensi bersama mitra lokal guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Desa Noinbila, yang menghadapi masalah stunting, menjadi fokus kerjasama antara kedutaan dan Yayasan Kopernik.
“Lonescu menegaskan bahwa kolaborasi ini telah berjalan selama 3 tahun terakhir, dengan fokus pada pengentasan stunting.
“Kami melibatkan masyarakat lokal karena mereka yang lebih memahami bagaimana melanjutkan program yang telah dijalankan,” ujarnya.
Sementara itu, direktur komunikasi dan inisiatif strategis di Yayasan Kopernik, Sergina Loncle, kepada media ini menjelaskan bahwa kehadiran Kopernik di Desa Noinbila bertujuan untuk bekerjasama dengan masyarakat dalam mengelola pangan lokal, seperti tomat, picay, terong ungu, ubi kayu, kecipir, kolam lele, dan jenis pangan lainnya, untuk mengatasi masalah stunting.
Loncle menyoroti pentingnya manajemen pangan lokal dan menjelaskan bahwa Kopernik telah membangun sebuah Rumah Pengering untuk mengolah hasil pangan masyarakat setempat. Hal ini bertujuan agar bahan pangan lokal tetap terjaga kualitasnya dan tidak rusak.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa semua pangan lokal yang dikelola oleh masyarakat Desa Noinbila diyakini sangat bernutrisi. Kopernik bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Undana Kupang untuk melakukan uji laboratorium guna memastikan kualitas nutrisi dari hasil pangan yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.
Laporan/ Reporter: ARDI SELAN