Kupang-suaraNTT.com,-Anggota Komisi X DPR-RI Anita Jacoba Gah. mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI lakukan workshop pendidikan dengan tema “Advokasi pemulihan dan tranformasi pembelajaran melalui penguatan literasi” bersama para guru (SD) sekolah dasar dan (SMP) sekolah menengah pertama sekabupaten kupang di Hotel Aston Kupang, pada Kamis (12/10/2023)
Anita Jacoba Gah mengatakan, penguatan literasi di sekolah penting di lakukan guna meningkatkan mutu pembelajaran mengingat indonesia merupakan negara dengan kategori darurat literasi sesuai dengan pengamatan UNESCO terutama tentang kurang nya minat membaca.
“Sementara kita tahu bahwa Bangsa yang besar,berkualitas dan bermartabat di mata dunia itu berisi orang orang ber intelektual.Nah bagaimana bisa jika kita tidak punya minat membaca, hal ini yang menjadi dasar saya mendorong Kemendikbudristek untuk melakukan workshop di kupang hari ini,”Ujarnya
Workshop menghadirkan para guru, kepala SD dan SMP Se-kabupaten Kupang hingga operator sekolah.
Budaya membaca atau literasi anak Indonesia memprihatinkan, sesuai pengamatan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) minat baca anak indonesia 0,001%
Dikatakan Anggota DPR RI Komisi X, Anita Jacoba Gah S.E saat lakukan pertemuan bersama 3 ratusan guru SD dan SMP bahwa hal itu menunjukan hanya ada 1 (satu) orang yang membaca buku dari 1000 (seribu) orang di Indonesia dengan demikian hanya ada 250 ribu orang di Indonesia yang rajin membaca dari jumlah keseluruhan 250 juta masyarakat Indonesia.
Dalam pantauan media ini, ratusan guru terlibat dalam diskusi bersama Anita Gah, terkait persoalan literasi.
Adapula guru-guru yang hadir membicarakan kesulitan anak didik dalam menyesuaikan kurikulum merdeka belajar atau pembelajaran berdiferensiasi yang belum begitu berdampak positif bagi anak didik.
Ada juga guru lain yang ada di wilayah kabupaten Kupang mengadu kepada Anita Gah, bahwa ada siswa yang ketika masuk dalam bangku SMP masih belum lancar membaca.
“Ada yang belum bisa baca, masih eja saat masuk SMP, na ini yang menjadi kesulitan kalau baca saja sudah susa apa lagi tulis.”ujar salah satu guru dalam menceritakan persoalan yang dihadapinya.
Diruang terpisah, menjawab segalah persoalan literasi dan juga upaya meningkatkan kualitas anak didik di bangku SD dan juga SMP, Anita Gah, mengatakan harus dimulai dari guru.
Menurutnya tawaran yang paling bagus untuk meningkatkan kualitas guru adalah, mewajibkan semua guru untuk menulis buku, karena, guru tidak akan mampu menulis jika tidak membaca buku.
Kemudian Anita Gah juga berjanji akan memberikan penghargaan kepada guru-guru yang berhasil menulis buku, agan menjadi motivasi untuk menuliskan buku lebih banyak.
Ia mengatakan semakin banyak buku yang dituliskan guru-guru di Indonesia maka rangking literasi di Indonesia akan semakin baik, jika ratusan ribu guru menghasilkan buka maka dipastikan ada sekian banyak buku yang sebelumnya telah dibaca hingga mampu menuliskan sebuah buku.
Kalau budaya literasi kata Anita Gah, dari guru-guru sudah baik maka anak didik juga akan terpengaruh,
Selin itu Anita Gah juga menjelaskan jika kurangnya minat baca masyarakat Indonesia khususnya di NTT di sebabkan karena keterbatasan fasilitas perpustakaan di satuan pendidikan yang layak dengan ketersediaan buku bacaan yang baik.
Dalam pengamatannya selama ini, Anita Gah menyadari bahwa jumlah Sekolah dasar di Kabupaten Kupang sebanyak 360 lebih sekolah ada yang tidak mempunyai gedung perpustakaan.
“Bagaimana kita mau naikan minat baca anak anak kalau gedung perpustakaan di satuan pendidikan itu tidak ada. Kalau pun ada,itu darurat karna menggunakan ruang kelas atau ruang kepala Sekolah. Lalu buku bacaan bermutu untuk anak anak juga tidak tersedia,”Ujarnya.
Lebih lanjut anggota DPR RI perempuan dari NTT ini, menyoroti peran Pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan mutu, kapasitas guru dan kepala sekolah sebagai kunci peningkatan literasi dengan dukungan penuh dari para orang tua wali murid.
Pemerintah daerah juga menurutnya harus memanfaatkan kebijakan anggaran untuk membangun fasilitas perpustakaan yang sesuai standar,dan layak.
“Anggaran sebesar 725 miliar yang tersedia untuk se-indonesia akan saya perjuangkan jika di dukung oleh pemerintah daerah melalui penyerapan aspirasi sebab saya adalah wakil rakyat. Dana tersebut untuk menyediakan perpustakaan layak bagi anak anak dalam tingkatkan minat baca,”Terangnya.
Ia menambahkan jika dalam peningkatan literasi di satuan pendidikan juga di bantu dengan adanya Dana Bos . Dalam regulasinya 9% dari dana BOS di setiap sekolah harus di gunakan untuk menyediakan buku bacaan yang bermutu juga untuk membangun fasilitas perpustakaan.
“Saya berharap para kepala sekolah di kabupaten kupang menggunakan alokasi dana BOS secara baik sesuai regulasi yang sudah ada peningkatan literasi bagi dunia pendidikan.
Sementara PLT kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Kupang, Marthen Rahakbauw menyampaikan ucapan terimakasih kepada Anggota DPR RI yang sudah membuka wawasan para guru dan mengadvokasi persoalan di daerah untuk dilakukan terobosan-terobosan melalui program dalam rangka pemulihan dan transformasi di bidang pendidikan khususnya literasi .
Marthen Rahakbauw yang juga sebagai Staf Ahli bupati Kupang ini, juga berjanji akan memperhatikan fasilitas dan kebutuhan guru-guru, dengan strategi memperbanyak ruang belajar dan memperhatikan sarana prasarana.
” di kabupaten kupang ini belum ada perpustakaan yang memenuhi standar, kebanyakan masih gunakan ruang-ruang kelas, ini yang menjadi aspirasi kita untuk ibu Anita bisa sampaikan ke kementrian.” Ujarnya