Warga Oebelo Kesal, Proyek Ganggu Lalu Lintas Jalan: Akibatkan Kecelakaan

Kupang-suaraNTT.com,-Warga Oebelo kesal dengan pemilik proyek di jembatan kuning, yang berlokasi di RT 10.RW 06, dusun 3 desa Oebelo, karena tidak tertib hingga menggangu aktivitas lalu lintas di jalan umum (timor raya) dan akibatkan kecelakan.

Kekesalan itu datang dari salah satu warga yakni Feby I. Kainara, bahwa pemilik proyek tidak memiliki otak dan hati, sebab material proyek dipinggir jalan tidak tertib alias tercecer di pinggir jalan hingga masuk ke jalur lalu lintas dan mengganggu pengguna  jalan.

“Kami warga Oebelo kesal, lihat model begini sampai orang celaka ni, siapa yang punya proyek sonde ada hati dan otak bodok, ” Cacarnya.

Selain Feby Kainara, ada pula warga Oebelo lain yakni Alexander Messak juga mencecar pemilik proyek tersebut.

Warga Oebelo kesal karena ada bukti orang celaka, kata Alex sapaan akrabnya.

Alex menyebut kalau ada kecelakaan yang mengakibatkan kematian maka pemilik proyek harus bertanggungjawab.

“Sebagai warga Oebelo kesal itu wajar, karena nanti di luar sana orang omong kita punya nama, “ujarnya

Material proyek, berupa batu, tercecer di pinggir jalan Timor raya, menghalangi lalu lintas jalan timor raya
Material proyek, berupa batu, tercecer di pinggir jalan Timor raya, menghalangi lalu lintas jalan timor raya

Dalam pantauan media ini, sabtu 28 September sekitar pukul 03.00 wita, terjadi kecelakaan akibat material (satu Red Batu kali) dipinggir jalan Timor raya tidak tertib hingga menghalangi lalu lintas jalan.

2 orang Warga desa oesao dari arah kupang menuju oesao, harus menjadi korban, karena menabrak material batu yang tercecer hampir menutup satu jalur jalan timor raya.

Kedua korban terlihat berlumuran darah, dan harus dilarikan ke puskesmas Oesao dalam keadaan pingsan.

Sampai berita ini diterbitkan, pemilik proyek belum berhasil di konfirmasi, sebab tim media kesulitan mendapat informasi tentang identitas pemilik proyek.

Sementara kepala desa setempat, mengaku belum mengetahui karena dirinya baru pulang dari kegiatan di luar, sehingga masih berupaya menanyakan hal itu kepada warga setempat melalui rukun tetangga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *