Mandikan Mayat diruangan Gelap, Mahasiswa Minta Pemerintah Copot Kepala RSUD Naibonat

Kupang-suaraNTT.comPerhimpunan Mahasiswa kabupaten Kupang PERMASKKU minta pemerintah daerah kabupaten Kupang copot kepala rumah sakit daerah Naibonat karena tidak becus manejemen rumah sakit dalam mandikan mayat.

Hal ini disampaikan ketua PERMASKKU Februida Kuanine akibat keresahan warga yang hendak membawa mayat ke RSUD Naibonat untuk dimandikan namun tidak dilayani dengan baik.

Februida mengatakan pihak rumah sakit harus bertanggungjawab dan meminta maaf kepada keluarga korban pasien yang hendak mandikan mayat.

Menurutnya kalau sudah ada keluarga yang berduka jangan dibuat lagi bertambah duka, sehingga ia meminta pemerintah segera mengevaluasi dan menggantikan kepala rumah sakit RSUD Naibonat.

“Pemerintah jangan tinggal diam, ini soal keresahan warga dan mereka sudah berduka jangan dibuat duka lagi.”cecar Februida.

Dirinya meminta dengan tegas, pemerintah daerah melalui kepala dinas kesehatan dan direktur RSUD Naibonat untuk meminta maaf kepada warga yang merasa kecewa dan marah saat mandikan mayat.

“Dong harus minta maaf, ini bukan soal apa tapi terkesan pihak rumah sakit tidak menghargai masyarakat,”ucapnya.

Selain ketua PERMASKKU, Doni Kainara ketua badan eksekutif mahasiswa BEM sekolah tinggi ilmu hukum STIKUM Prof Yohanes Usfunan juga menyayangkan pelayanan dari rumah sakit daerah Naibonat kabupaten Kupang.

Menurutnya tidak sepantasnya hal itu terjadi sebab, RSUD Naibonat adalah rumah sakit kebanggaan masyarakat kabupaten Kupang, namun pelayanannya meresahkan warga.

Dirinya meminta agar hal ini diperhatikan secara serius agar tidak terulang lagi.

“Warga kabupaten Kupang sudah wajib mendapat pelayanan yang baik dari rumah sakit umum Naibonat, karena ini rumah sakit daerah milik warga kabupaten Kupang,”ujar Doni selaku ketua BEM STIKUM.

Ia juga meminta agar direktur RSUD Naibonat sebaiknya diberhentikan agar pelayanan seperti itu tidak terulang.

“Kami minta kalau bisa selain evaluasi kepala rumah sakit atau pimpinannya di berhentikan saja,”ujar Dony Tegas.

Sebelumnya diberitakan media ini, keluarga Yublina Kapitan merasa kecewa karena tidak mendapat pelayanan yang baik dari pihak rumah sakit saat hendak membawa mayat untuk dimandikan.

Miris dan memprihatikan rumah sakit daerah Naibonat kabupaten Kupang provinsi nusa tenggara timur NTT, tidak ada penerangan saat memandikan mayat.

Hal ini membuat keluarga alm. Yublina Petronela Ang-Kapitan kecewa dan marah.

Dikisahkan mayat Alm. Yublina saat dibawa ke rumah sakit Naibonat untuk di mandikan tidak ada satupun petugas disana.

Setelah beberapa jam menunggu barulah petugas muncul satu per satu, namun miris kamar mayat tidak ada penerangan sehingga keluarga korban bersama petugas memandikan mayat dengan bermodalkan senter HP.

Salah satu keluarga korban Yusri Lada dari desa oesao kepada media ini, Selasa 10 September malam mengatakan pelayanan di rumah sakit Naibonat sangat bobrok, dirinya berharap segera ada perhatian dari pemerintah agar hal tersebut tidak terjadi lagi kepada masyarakat yang lainnya.

Yusri sapaan akrabnya, menceritakan sekitar pukul 17.00 WITA mayat sudah berada di rumah sakit Naibonat

Dikisahkan Yusri Kecewa mara dan sedih campur aduk dalam perasaanya sebagai keluarga di dari Alm. Yublina yang hendak mayatnya dimandikan.

“Kaka Beta sedih, tapi campur marah karena terlalu kecewa dengan pelayanan di RS Naibonat, bayangkan mayat sudah ada sari jam lima, tapi petugas sonde ada, pas dong datang listrik di kamar mayat juga mati, jadi kami pakai senter HP.”tuturnya kepada media ini.

Dikatakan Yusri bahwa bisa saja keluarga membersihkan mayat sendiri hanya karena adanya rumah sakit daerah Naibonat sehingga dibawa ke sana, karena jarak antara desa oesao dan RS Naibonat cukup dekat.

Menanggapi informasi ini, kepala dinas kesehatan Yoel Model Laitabun mengatakan dirinya baru mendapat informasi, sehingga akan berkomunikasi dengan pihak manejemen RSUD Naibonat.

“Terimaksih Kaka informasinya saya baru tahu, nanti saya coba komunikasi dengan pihak manejemen kemungkinan kesalahan teknis,”ujarnya melalui via telepon pada Rabu (11/09/2024).

Sementara direktur RSUD Naibonat dr. Eron Nenobais saat dikonfirmasi mengatakan terjadi koslet kabel dari jaringan listrik ke ruang kamar jenazah.

Koslet tersebut kata Eron Nenobais baru terjadi kemarin tanggal 10 September sehingga tanggal 11 pagi sudah diperbaiki.

Soal biaya pembayaran dijelaskan bahwa biasanya dibayarkan juga soal penerangan namun dalam kejadian ini keluarga korban hanya membayar formalin untuk pengawetan jenazah.

Direktur RSUD Naibonat juga meminta maaf kepada keluarga korban Pasien atas kejadian tersebut yang dapat menyinggung perasaan.

“Tolong sampaikan juga permohonan maaf kepada keluarga korban Pasien, dari pihak rumah sakit,”ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *