Alor-suaraNTT.com,-Inilah potret perjuangan parah siswa dan guru yang berada di Desa Lakatuli, kecamatan mataru kabupaten Alor Akibat putusnya jembatan.
Mereka harus menerobos Air sungai yang deras dengan perahu karena tidak ada akses jalan lain untuk ke sekolah.
Satu-satunya jembatan yang menjadi akses warga, menghubungkan desa Lakatuli dengan sekolah menengah pertama SMP Negeri 1 Mataru dan SMA Negeri 1 Mataru yang berada di desa tetangga yakni mataru selatan hanyut diterjang banjir sekitar 5 tahun yang lalu, saat bencana silicon tropis seroja. Hingga saat ini pemerintah daerah belum membangun kembali.
Semenjak itu para siswa pun kesulitan untuk akses ke sekolah SMP dan SMA di kecamatan Mataru.
Namun terpaksa para siswa pun bertarung nyawa dan melawan rasa takut untuk berangkat ke sekolah demi mengejar mimpi masa depan. Dengan menaiki perahu kayu untuk menyeberangi sungai.
“Karena jembatan satu-satunya yang biasa kami lewati, terbawa banjir waktu bencana seroja, 5 tahun yang lalu, dan sampai sekarang belum bangun kembali,” ujar Hanaci Maplani, salah satu guru yang juga berangkat ke sekolah dengan perahu kayu, pada Kamis(13/02/2025).

Menurut Hanaci tidak ada jalur lain, sehingga satu-satunya cara adalah melawan rasa takut dan menyebrangi sungai dengan perahu
Hanaci berharap, pemerintah daerah segera membuka mata dan memperhatikan akses jalan pendidikan.
“Sebagai Guru, saya berharap akses jalan ini bisa di perbaiki, dibuat lagi jembatan biar para siswa tidak kesulitan,” Ucapnya melalui via Telepon.
Menanggapi hal itu, Persekutuan mahasiswa Mataru (PERMATAR) Kupang, Mendesak pemerintah segera membangun koordinasi antar organisasi perangkat daerah OPD untuk turun ke lokasi.
Soleman Malaiwali selaku ketua umum PERMATAR periode 2024/2025, mengatakan selain membunuh masa depan anak-anak yang masih usia sekolah, akses jalan yang putus ini juga membuat lumpu ekonomi masyarakat, sebab di kecamatan mataru hanya ada pasar mingguan sehingga perlu adanya aktivitas ekstra dari UMKM yang ada di wilayah terisolir.
“Harus cepat, kita tahu bahwa saat ini masa transisi kepemimpinan dari yang lama ke baru, tapi urusan pemerintahan harus tetap jalan, jadi tidak perlu tunggu sampai habis pelantikan baru perhatikan warga,,” Tegas Soleman.

Soleman Malaiwali juga mengungkap, pemerintah tidak boleh abaikan persoalan masyarakat namun harus responsif terhadap keluhan warga, sebab aspirasi yang disampaikan sudah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk menyelesaikan.
“Bukan hanya soal jalan, persoalan masyarakat Mataru itu sangat kompleks, mulai dari pendidikan, kesehatan dan ekonomi harus bisa di perhatikan,” Tutup nya.
Sampai berita ini di terbitkan, pihak pemerintah daerah kabupaten Alor belum merespon konfirmasi yang diberikan tim media.