Kupang-suaraNTT.com,-Kepala desa Oebola, kecamatan Fatuleu, kabupaten kupang, provinsi NTT, diduga melakukan tindakan amoral yang meresahkan warga, beberapa tahun terakhir ini, membuat reaksi mengejutkan yakni penyegelan kantor Desa Oebola oleh warga setempat.
Sejumlah warga mendatangi kantor desa dengan memasang spanduk di pintu kantor desa yang bertuliskan “Pengumuman, untuk sementara semua aktifitas pemerintah desa Oebola diberhentikan”.
Jefrison Humau, salah satu warga saat di hubungi media ini, menjelaskan BPD setempat tidak menindaklanjuti pengaduan mereka tanggal 19 Januari 2025 yang lalu.
Sehingga mereka mendesak agar dugaan pelecehan sex atau tindakan amoral Kepala desa Melkianus Tanone diusut tuntas sebab informasi dan data yang beredar sangat meresahkan warga setempat.
”Kami punya laporan itu terkait etika dan norma yang diduga dilanggar Kepala Desa, sampai sekarang sudah viral dan meresahkan kami tapi dibiarkan begitu terus makanya kemarin kami segel kantor desa,”ujar Jefri Humau melalui Telepon, Senin 27 Januari.
Jefri mengatakan bersama beberapa warga merasa kecewa dengan sikap apatis BPD Desa Oebola, dan dirinya mengancam akan menyegel kantor BPD dan mengadu persoalan ini ke DRRD.
“Kami sudah sepakat kalau tidak ada tindakan atau solusi dari BPD, akan kami laporkan ke DPRD,” tambahnya.
Dilansir media timurtuday.id, ketua BPD Desa Oebola, Eriyon M. Mella, mengatakan pihaknya sementara berupaya menyelesaikan persoalan.
Ia menyebut, sejumlah tokoh adat, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya akan diundang dalam waktu dekat untuk menyelesaikan persoalan yang diadukan masyarakat tersebut.
“Sementara kami berusaha dan besok kami akan bertemu dengan tokoh Adat. hasilnya bagaimana baru kami kasih informasi kepada masyarakat,”katanya, di kutip timurtuday.id.
Lebih lanjut, dia mengatakan soal tuntutan masyarakat mengganti kepala desa, karena dugaan tindakan amoral, namun BPD tidak memiliki kewenangan untuk hal tersebut namun jika masyarakat menghendaki maka pihaknya siap bersama masyarakat.
Sampai berita ini di terbitkan, pihak kepala desa belum berhasil di konfirmasi.