SUARANTT.COM,-Bank NTT memaparkan beberapa skenario utama untuk jangka waktu kerja sama dengan Bank Jatim. Yaitu, skenario pertama berlangsung selama lima tahun, skenario kedua selama enam tahun, dan skenario ketiga selama tujuh tahun.
Meskipun ada skenario lima tahun, pihak Bank NTT tetap optimistis untuk kerja sama dengan Bank Jatim dan dipastikan berjalan maksimal.
Skenario ini disampaikan pihak Bank yakni,
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank NTT, Yohanis Landu Praing, komisaris, dan Ketua Komite saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD NTT pada Selasa 11 Maret 2025.
Pertemuan itu, Bank NTT tak hanya paparkan skenario kerja sama dengan Bank Jatim, namun juga penyertaan modal dari Bank Jatim yang direncanakan sebesar Rp100 miliar.
Akan tetapi, masih dalam tahap negosiasi terkait harga per lembar saham yang akan ditentukan melalui proses due diligence.
Sehingga, pihak pemerintah Provinsi NTT mengharapkan terus ada penyertaan modal agar sahamnya tetap terjaga di atas 24 persen.
Pemerintah Provinsi NTT tetap menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP), sedangkan kabupaten/kota akan melakukan penyertaan modal secara bertahap melalui Peraturan Daerah (Perda) setiap tahun.
Dengan penyertaan modal sekitar Rp7,5 miliar per tahun, target yang ditetapkan dalam lima tahun ke depan diharapkan dapat tercapai.
Mengakhiri RDP, Komisi III DPRD NTT memberikan beberapa rekomendasi, di antaranya apresiasi terhadap kinerja Bank NTT pada tahun 2024. Selain itu, dewan menekankan pentingnya membangun kepercayaan (trust) dan soliditas kepengurusan agar Bank NTT semakin berkembang.
Komisi III juga mendorong para kepala cabang untuk melakukan pendekatan kepada bupati dan wali kota terkait rencana penyertaan modal di masa depan.***