SUARANTT.COM,-Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan stunting di Kelurahan Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, pada Kamis, 24 April 2025.
Inisiatif ini merupakan wujud kolaborasi nyata antara kalangan akademisi, pemerintah, dan masyarakat setempat dalam meningkatkan pemahaman dan upaya pencegahan stunting sejak dini.
Stunting, yang merupakan gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan (sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun), tidak hanya berdampak pada fisik anak. Kondisi ini juga dapat menghambat perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas di masa dewasa, serta meningkatkan risiko penyakit di kemudian hari.
Data dari Puskesmas Sonraen menunjukkan tingginya angka stunting di Kecamatan Amarasi Selatan, dengan 17 kasus tercatat di Kelurahan Sonraen. Kondisi ini mendorong mahasiswa KKN-T Unwira untuk mengambil tindakan nyata melalui kegiatan sosialisasi ini.
Acara yang berlangsung di Balai Kelurahan Sonraen ini menghadirkan tiga narasumber kompeten dari berbagai bidang. Ibu Petronela Lodoh, A.Md.Keb dan dua rekannya, selaku tenaga ahli kesehatan dari Puskesmas Sonraen, memberikan penjelasan ilmiah mengenai definisi stunting, akar penyebab, dampak komprehensif terhadap tumbuh kembang anak, serta strategi pencegahan yang meliputi asupan gizi seimbang, pentingnya ASI eksklusif, pemeriksaan kehamilan rutin, dan penerapan pola hidup sehat.
“Stunting bukan hanya sekadar masalah tinggi badan, tetapi implikasinya jauh lebih luas, memengaruhi perkembangan kognitif dan potensi produktivitas anak di masa depan,” tegas Ibu Petronela dalam pemaparannya.
Lebih lanjut, Bapak Ralen Masneno, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), menyoroti peran krusial masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Hal ini mencakup pengelolaan sanitasi dan kebersihan yang baik, serta dukungan komunitas yang solid terhadap keluarga yang berisiko stunting. Beliau juga menekankan nilai gotong royong sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya lokal dalam membantu keluarga yang kurang mampu.
Dari perspektif kebijakan pemerintah, Bapak Mas Tnunay, Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Sonraen, memaparkan berbagai program pemerintah kelurahan yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung upaya pencegahan stunting.
Program-program tersebut meliputi kegiatan posyandu, pemberian bantuan makanan tambahan, serta pentingnya sinergi lintas sektor dalam pembangunan sumber daya manusia. “Kita harus bergerak secara kolektif, mulai dari tingkat RT hingga kelurahan, sehingga intervensi yang dilakukan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat,” ujarnya dengan menekankan pentingnya kolaborasi.
Lebih lanjut, Patricia Lawalata, Ketua kelompok mahasiswa KKN-T, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian integral dari program tematik kelompok mereka yang berfokus pada kesehatan masyarakat.
“Kami sangat berharap bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang stunting dan termotivasi untuk mengambil peran aktif dalam mencegahnya. Ini adalah investasi penting demi masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas,” ungkap Patricia dengan penuh harap.
Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan berbagi informasi. Selain itu, dibagikan pula leaflet edukatif berisi informasi penting tentang stunting, serta pemberian makanan tambahan berupa makanan lokal bergizi dan bubur kacang hijau sebagai contoh implementasi gizi seimbang.