STIKUM Kupang Buka Diskusi Umum Mencermati Pileg 2024 Berkualitas

Kupang-suaraNTT.com,-Program Pasca Sarjana S2 Hukum Pemerintahan, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum(STIKUM) Prof. Dr. Yohanes Usfunan, SH.,MH., menggelar diskusi umum dengan Tema Mencermati Pileg 2024 Berkualitas.

Bertempat di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Hukum(STIKUM) Prof. Dr. Yohanes Usfunan, SH.,MH pada Sabtu (2/12/2023) petang.

Diskusi yang menghadirkan 3 pemateri yaitu, Wakil Bupati Kupang, Jerri Manafe, SH.,M.Th., wakil ketua DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan, Relygius I. Usfunan, SH., dan Ketua DPRD Timor Tengah Selatan, Hendrik Frederikus Bana, SH., yang di wakili oleh Fredianus Neonnub, S.Fil., serta bertindak sebagai moderator yakni jurnalis senior Sipri Klau.

Wakil Bupati Kupang Jerri Manafe mengatakan, Pemilihan legislatif 2024 berkualitas jika calon presiden dan wakil presiden, calon anggota legislatif dari pusat hingga ke daerah serta calon kepala daerah harus memiliki visi misi yang baik, yang dapat di wujudkan, di jalankan ketika terpilih dan menjabat.

“Apa visi dan misi kita ketika menjadi pemimpin. Kita sebagai orang NTT khususnya kita sebagai orang timor, kadang kadang buat visi misi hanya napoi dan namoe saja, hanya di mulut saja tanpa di jalankan. Kadang kadang otak, hati dan perilaku tidak berjalan beriringan dengan visi misi kita,” Ujarnya.

Menurut Jerri Manafe, sebagai kader partai Golkar yang sudah berpengalaman dalam karier politik terhitung sejak masih menjadi anggota DPRD kabupaten hingga saat terpilih menjadi wakil bupati kupang periode 2018 – 2023 dirinya selalu memiliki pandangan visi misi jelas bersama dengan koalisi saat itu.

Sebagai mantan anggota DPRD Jerri Manafe menjelaskan kepada peserta diskusi jika menjadi anggota DPRD harus menjadi Mitra pemerintah dalam setiap pengambilan keputusan. Dan selalu menjalankan tugas dan fungsi sebagai anggota DPRD dalam menjalankan aspirasi masyarakat.

Selain itu kata Jerri, visi dan misi nya adalah bagaimana tidak menjadi oposisi dengan pemerintah tetapi menjadi bagian sebagai pemberi semangat, pemberi peringatan dan harus bisa memberikan masukan yang baik bagi pemerintah apabila pemerintah mengambil jalan yang tidak sesuai dengan apa yang di janjikan, dan itu menjadi fungsi dari DPRD.

“DPRD itu adalah mitra pemerintah. Tapi kalau pemerintah salah mengatur mitra itu akan berubah menjadi Versus, tetapi memang jika hal itu tidak mudah karena kadang kadang pemerintah tidak menganggap DPRD itu mitra dan sebaliknya DPRD tidak menganggap pemerintah itu mitra nya,” Ungkapnya.

Sementara itu Relygius I. Usfunan, SH., mengatakan Mulai awal 2023, seluruh partai peserta pemilu sudah pasti akan intens dan masif melakukan komunikasi persuasif ke basis-basis konstituen, baik melalui sarana offline dengan perjumpaan langsung dengan warga maupun lewat sarana online melalui media sosial dan juga kanal-kanal komunikasi warga lainnya.

Politik elektoral akan semakin gegap gempita sehingga, sejak dini, kita harus meluruskan cara pandang tentang bagaimana seluruh pihak yang berkepentingan dengan Pemilu 2024 tetap menjaga kualitas pemilu kita agar konsolidasi demokrasi kita terjaga dan tetap menuju arah yang tepat.

“Satu hal yang sangat penting terhubung dengan pemilu berkualitas ialah komitmen partai politik untuk turut menghadirkan kualitas kompetisi yang berkualitas dalam konteks keadaban demokrasi. Fragmentasi kekuatan politik dalam perebutan kuasa politik kerap melahirkan ragam fenomena sosial yang tidak seluruhnya berkorelasi positif dengan penguatan demokrasi kita. Terlebih, partai-partai tak hanya berkepentingan dengan penguasaan teritorial di daerah-daerah pemilihan, tapi juga berkeinginan mendinamisasi situasi terhubung dengan pemenangan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024,” Ujarnya.

Menurutnya Pemilu merupakan mekanisme demokrasi yang dinamis, seiring dengan konteks waktu, aktor, dan situasi kondisi yang melatarbelakanginya. Dinamika politik yang menggambarkan relasi kuasa ragam kekuatan menyebabkan proses pemilu memerlukan telaah, catatan, dan rekomendasi-rekomendasi penguatan. Salah satu yang harus mendapatkan catatan tentu saja penguatan asas-asas penyelenggaraan pemilu.

“Pilihlah caleg yang berkualitas sehingga mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat secara baik saat menjadi anggota legislatif, jangan memilih karena uang tetapi pilih calon yang berkualitas,” Ungkap Relygius Usfunan,SH

Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. Yohanes Usfunan, SH., MH., mengatakan diskusi yang dilakukan sebagai bagian dari pendidikan politik bagi generasi mudah sehingga partisipasi pemilih meningkatkan dan pemilu yang berkualitas bisa terwujud.

Generasi muda harus menentukan pilihan sesuai figurnya masing masing. Harus memahami pilihan nya merupakan caleg berkualitas dan mampu menyuarakan aspirasi nya saat menjabat.

“Pilih caleg yang berkualitas, caleg yang dekat dengan masyarakat. Harus tahu rekam jejak dan track record dari caleg tersebut. Jangan seperti pilih kucing dalam karung,” Ungkap Prof.Dr. Yohanes Usfunan, SH.,MH.

Sementara Profesor Yohanes Usfunan yang hadir dalam diskusi mengatakan bahwa pemilu yang berkualitas harus dibahas dalam ruang-ruang intelektual sebab kualitas pemilu yang baik akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baik.

“Kita harus mulai dari ruang-ruang ilmiah seperti ini membahas pemilu yang berkualitas agar generasi yang akan datang bisa menikmati hasil dari kebijakan-kebijakan politik yang dilahirkan oleh pemimpin-pemimpin berkualitas.”Ujar Prof Usfunan(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *