Persap Alor VS Malaka Memanas Keputusan Wasit Menimbulkan Gelombang Protes Mantan Pelatih Sebut Pemain PS Malaka Diving di Kotak Pinalti

Berita127 Dilihat

Persap Alor Vs PS Malaka, Keputusan Wasit Pada Laga Panas ETMC Menimbulkan Gelombang Protes: Mantan Pelatih Persap Alor Jemy Padakama Angkat Bicara, Simak!

SUARANTT.COM,-Laga panas antara PS Malaka melawan Persap Alor dalam ajang Liga 4 NTT El Tari Memorial Cup atau ETMC XXXIII di Stadion Oepoi, Kota Kupang Jumat (14/3/2025), ricuh setelah keputusan wasit yang memicu protes keras dari tim dan suporter Persap Alor. Pertandingan berjalan sengit sejak awal. Persap Alor berhasil unggul lebih dulu lewat tendangan bebas pemain bernomor punggung 8, Zainal, pada menit ke-59.

Keunggulan ini membuat permainan semakin intens, dengan PS Malaka terus berupaya menyamakan kedudukan. Titik panas terjadi pada menit ke-74 saat PS Malaka mendapatkan hadiah penalti. Keputusan ini langsung disambut protes keras dari pemain serta ofisial Persap Alor yang merasa tidak terima.

Namun, wasit tetap pada keputusannya. PS Malaka pun sukses mengeksekusi penalti dan menyamakan skor 1-1. Kemarahan tim Persap Alor memuncak, mereka pun memutuskan walkout dari pertandingan. Situasi semakin tidak terkendali ketika suporter Persap Alor turun ke lapangan dan menyerang wasit serta panitia pertandingan. Pihak kepolisian segera turun tangan untuk mengamankan para pemain, ofisial, serta suporter yang mengamuk. Kericuhan ini menjadi catatan hitam dalam gelaran Liga 4 ETMC XXXIII, yang seharusnya menjadi ajang kompetisi yang menjunjung tinggi sportivitas.

Publik dan warga pecinta sepak bola NTT melontarkan narasi kritis terhadap keputusan wasit yang dianggap tidak tepat, ada juga yang berpendapat bahwa pihak panitia dan Asprov PSSI NTT diharapkan bisa mengambil langkah tegas guna mencegah insiden serupa terjadi di pertandingan berikutnya, Mantan Pelatih Persap Alor, Jemy Padakama saat menghubungi wartawan media ini, bahwa ETMC itu merupakan turnamen sepak bola paling bergengsi di Provinsi NTT sehingga harus dijaga kualitasnya agar tidak tercoreng dan dirusak pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

“Kejadian yang terjadi tadi malam, itu kejadian yang menurut kita masyarakat awam pun tahu, itu mau bilang diving terlepas dari sudut pandang laiu, kemudian pinalti itu sangat memaksakan, buntut dari hal-hal seperti itu sehingga menimbulkan gesekan-gesekan kekecewaan mulai terjadi, dan hal-hal seperti ini kedepan tidak boleh terjadi lagi, ASPROV NTT harus berbenah, baru dia turun di ASKAP kabupaten kota pun harus berbenah,” ujar Pelatih Sepak Bola Persap Alor yang pernah menjuarai piala Soeratin Ende 2019.

Untuk diketahui, Tindakan Diving dalam sepak bola adalah tindakan pemain yang berpura-pura terjatuh atau kesakitan setelah mendapat perlakuan dari lawan. Diving merupakan pelanggaran yang tidak sportif dan dapat dikenakan sanksi kartu kuning oleh wasit. Tujuan diving mendapatkan keuntungan yang tidak adil, seperti tendangan bebas, tendangan penalti, atau bahkan kartu merah untuk lawan, FIFA secara tegas menyatakan bahwa pemain yang melakukan diving akan diganjar hukuman kartu kuning.

Demikian, Jemy Padakama saat ini sebagai Guru olahraga, Sehingga jangan terkesan ETMC ini hadir bukan untuk mempersatukan kita tetapi membuat kita cerai berai, masing-masing berdiri dengan kabupaten, suku dan lainnya, kan kasian harapan pencetus El tari cup ini kan adalah mempersatukan semua anak-anak NTT, sehingga menjadi catatan kritis, wasit harus dievaluasi, harusnya wasit yang benar-benar profesional, kalau bisa ambil wasit diluar dari NTT.

Kepemimpinan wasit sangat mengecewakan, wasit dan asisten wasit 1, asisten wasit 2 itu sangat mengecewakan sekali, ada beberapa miskomunikasi antara wasit dan asisten wasit, ini menjadi catatan, mengapa? karena proses terciptanya pinalti itu pada saat bola ditendang oleh salah satu pemain ke arah gawang persap alor itu posisi mata wasit sangat jauh dengan insiden yang terjadi.

“Insiden itu ada marking, yang dimana bek persap hanya lompat atau tidak ada gerakan tetapi dilari tabrak oleh salah satu pemain dari PS Malaka, jadi indikasinya ada diving disitu, tetapi wasit lansung mengambil keputusan bahwa itu pinalti, ada titik pinaltinya disitu, nah dari sini, sedangkan sebelumnya insiden itu tidak ada gerakan gerakan tubuh dari bek persap itu, sementara gerakan tubuh itu berawal dari pemain PS Malaka yang membenturkan badannya ke bek persap alor sehingga wasit mengambil keputusan bahwa pinalti,” kata Padakama saat menghubungi wartawan media ini, Sabtu (15/03/2025)

Lebih lanjut, Kordinator Wilayah Bali- Nusra Ikatan Guru olahraga Nasional, Jemy Padakama, Seharusnya wasit tidak boleh ambil keputusan, wasit harus koordinasi dengan asisten wasit, tanya lah, sedangkan jahu sekali jarak mata antara wasit dgn jarak insiden itu terjadi, harusnya wasit tanya ke asisten wasit, fungsi AW1 itu ketika wasit utama ragu untuk mengambil keputusan seperti jaraknya jahu dari kejadian, wasit utama harus tanya AW1, minta pendapat baru ambil keputusan, nah kejadian inikan wasit utama tidak tanya ke AW1 tapi lansung ambil keputusan kemudian pinalti,” lanjutnya.

Nah hal-hal seperti ini, Lanjutnya, wasit harus evaluasi diri, karena setiap Tim

yang bertanding datang ikut ajang itu mengeluarkan tenaga, pikiran, materi, uang, tinggalkan segalanya, waktu semua terbuang, jadi sekecil apapun keputusan, perlu dipertimbangkan secara atura, pertimbangkan ditanya ke Asisten wasit 1, dan dipertegaskan.

“Tetapi inikan tidak dilakukan sehingga sampai menimbulkan dampak buruk dan pada akhirnya viral di media sosial, jadi kita tidak bisa salahkan pemain dan pelatih, tetapi kita juga harus objektif melihat wasit dan perangkat, ketika kinerja wasit dan perangkat bagus maka tidak mungkin kejadian ini terjadi, sehingga wasit ini perlu dievaluasi,” jelasnya.

Jemy Padakama berharap bahwa pertandingan ETMC ini kedepan semoga lebih baik, saat ini harus dievaluasi ASKAP provinsi NTT juga harus dievaluasi, jangan hanya ASKAP Kabupaten kota saja, sehingga ini menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola NTT, dan untuk menjemput Ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Provinsi Nusa Tenggara Timur, karena hari ini publik lagi menilai, kita berharap semoga tidak ada hal-hal seperti itu, semua harus junjung tinggi sportifitas.

“Harapan untuk adik-adik kita di dua Tim yakni PS Malaka dan Persap Alor, dengan kejadian ini janga sampai mempengaruhi psikologis mereka, tapi dengan ini mereka harus berbenah, khusus untuk persap alor dengan kejadian dinamika seperti ini harus terus berbenah,” harapnya.

Jemy Padakam berharap keputusan nanti tetap pada keputusan alor unggul 1 PS Malaka 0, karena semua berawal dari insiden yang berujung pinalti itu, saya berharap mereka bisa ambil satu keputusan yang bijaksana, tidak boleh merugikan kedua be pihak, cari solusi yang kongkrit, tidak boleh didiskualifikasi dua-dua nya, dengan adanya kejad ini kita semua orang NTT harus melihat kondisi sepak bola NTT saat ini dan terus berbenah, karena kasiha provinsi lain sepak bola sudah berkembang, kita NTT hanya hal-hal teknis saja tidak bisa terurus dengan baik.

Jemy Padakama, Guru olahraga, Alumni PJOK UKAW Kupang, Pelatih Sepak Bola Persap Alor, Juara Soeratin Ende 2019, yang saat ini menjabat sebagai Kordinator Wilayah Bali- Nusra Ikatan Guru olahraga Nasional memberikan apresiasi kepada pelatih Persap Alor, Andro Atapeni dan Arka Atalani, dan semua teman-teman karena bisa berproses mulai dari latihan, keberangkatan sampai pada pertandingan saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *