CGP Chesy Patty Pandu Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah di SMPN 4 Takari

Chesy Andri Patty, Calon Guru Penggerak (CGP) dari SMPN 4 Takari di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang memandu diskusi penyelarasan visi dan prakasa perubahan sekolah bersama kepala Sekolah dan para guru pada Sabtu (14/10/2023) pagi hingga siang.

Kegiatan diskusi yang berlangsung di ruang guru itu merupakan bagian dari kegiatan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 9 yang sementara diikuti Chesy saat ini. Diskusi penyelarasan visi dan prakarsa perubahan sekolah sendiri merupakan bagian dari agenda dalam kegiatan Pendampingan Individu (PI) yang dilakukan oleh Pengajar Praktik (PP) kepada Chesy.

Chesy dalam pengantar diskusinya menyampaikan, kegiatan diskusi penyelarasan visi dan prakarsa perubahan sekolah selain dilakukan sebagai arahan dari PPGP yang sementara diikuti, juga menjadi momentum bagi dirinya dan para guru untuk belajar bersama dalam menyusun mimpi hingga merumuskan visi penyelenggaraan sekolah yang muaranya adalah terbentuknya murid dengan profil pelajar pancasila.

Dalam proses diskusi penyelarasan visi sekolah, Chesy memberi sejumlah kalimat rumpang kepada rekan-rekan gurunya untuk dilengkapi dan didiskusikan bersama. Sejumlah usulan rekan-rekan gurunya dalam melengkapi kalimat rumpang itu kemudian dirumuskan menjadi visi sekolah.

Saat berdiskusi mengenai prakarsa perubahan dalam usaha mencapai visi sekolah, sejumlah rekan guru Chesy juga aktif memberi usul dan saran.  Hingga akhir diskusi, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian Chesy dan rekan-rekan gurunya pada rumusan visi dan prakarsa perubahan sekolah dalam usaha untuk membentuk pelajar dengan profil pancasila melalui kegiatan-kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, maupun Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Beberapa aspek tersebut antara lain; upaya untuk menciptakan ekosistem sekolah yang cinta alam, adanya pembelajaran yang terintegrasi dengan pemanfaatan TIK, pembelajaran yang memberi ruang pada ekspresi seni dan pemaknaan terhadap budaya lokal, dan juga perhatian terhadap kesehatan jasmani dan rohani peserta didik.

(Simon Seffi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *